Selasa, 01 April 2014

GEOGRAFI MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA GUNUNG MELETUS


Penanggulangan Bencana
 Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,yang dimaksud bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa,kerusakan lingkungan,kerugian harta benda,dan dampak psikologis.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 menjadi dasar dalam pegangan pemahaman kebencanaan di Indonesia.Bencana berdasarkan sumbernya dikategorikan menjadi tiga,yaitu
1.Bencana alam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian perestiwa yang disebabkan oleh alam seperti gempa bumi,tsunami,gunung meletus,banjir,kekeringan,dll
2. Bencana nonalam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa nonalam seperti ggal teknologi,wabah penyakit,dll
3.Bencana sosial,adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh manusia,seperti konflik sosial dan terror.
 Bencana alam juga dikelompokkan menjadi berikut
 1.Bencana Alam Meteorologi
Bencana alam meteorologi atau hidrometerologi berhubungan dengan iklim. Bencana ini umumnya hanya terjadi di suatu wilayah dengan iklim tertentu,seperti banjir musiman,kekeringan atau badai tropis.
2. Bencana Alam Geologi
Bencana alam geologi adalah bencana alam yang terjadi di permukan bumi seperti gempa bumi,tsunami,tanah longsor,dan gunung meletus.



Bencana Gunung Meletus
Bencana gunung meletus termasuk ke dalam bencana alam meteorologi. Indonesia memiliki wilayah cukup banyak yang rawan akan potensi bencana letusan  gunung berapi. Hal ini karena Indonesia terletak pada busur cincin api Mediterania dan busur api Pasifik.busur cincin api Pasifik (Pasific Ring of Fire) adalah lokasi yang paling terkenal di dunia karena merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya, yaitu gunung beraapi aktif yang mungkin berubah menjadi separuh aktif,istirahat,sebelum akhirnya menjadi tidak aktif. Diperlukan waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh karena itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari gunung berapi tersebut,apakah dalam keadaan istirahat atau mati.
Apabila gunung berapi meletus,endapan atau cairan magma di dalam perut bumi terdorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Hal ini menimbulkan letusan yang dahsyat disertai banyak materi vulkanik yang berbahaya.



Bahaya Letusan Gunung Api dibagi Menjadi Dua Berdasarkan Waktu Kejadiannya
Bahaya Utama (Primer)
1.Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan (segala ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggi dan menggulung menyusuri lereng. Selain suhunya sangat tinggi, antara 300 – 7000 Celcius, kecepatan lumpurnyapun sangat tinggi, > 70 km/jam (tergantung kemiringan lereng).
2.Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung. Jauh lontarannya sangat tergantung dari besarnya energi letusan, bisa mencapai ratusan meter jauhnya. Selain suhunya tinggi (>200C), ukuran materialnya pun besar dengan diameter > 10 cm sehingga mampu membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan mahluk hidup. Lazim juga disebut sebagai “bom vulkanik”.
3. Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung. Material yang berukuran halus (abu dan pasir halus) yang diterbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu dan arahnya tergantung dari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakan tumbuh-tumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asam sehingga mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.
4. Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan kental dan bersuhu tinggi, antara 700 – 1200C. Karena cair, maka lava umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka wujudnya menjadi batu (batuan beku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang batu.

5. Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung api. Gas utama yang biasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerap menyebabkan kematian adalah gas CO2. Beberapa gunung yang memiliki karakteristik letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu, Gunung Api Dieng, Gunung Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.
6. Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat letusan terjadi material-material akan memberikan energi yang besar untuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi gelombang tsunami. Makin besar volume material letusan makin besar gelombang yang terangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung Krakatau tahun 1883.
Bahaya Ikutan (Sekunder)
  
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.
MITIGASI 
Mitigasi pada prinsipnya harus dilakukan untuk segala jenis bencana,baik yang termasuk ke dalam bencana alam maupun bencana akibat perbuatan manusia.
Tujuan utama dari mitigasi bencana yaitu:
a.Mengurangi risiko/dampak yang ditimbulkan oleh bencana khususnya bagi penduduk,seperti korban jiwa,kerugian ekonomi,dan kerusakan sumber daya alam.
b.Sebagai landasan(pedoman) untuk perencanaan pembangunan
c.Meningkatan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi dampak/risiko bencana,sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman.

Berikut adalah beberapa kegiatan mitigasi bencana
1.Pengenalan dan pemantauan risiko bencana
2. Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana
3. Pengembangan budaya sadar bencana
4.Penerapan upaya fisik,nonfisik,dan pengaturan penanggulangan bencana
5. Identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana
6.Pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam
7. Pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi
8. Pegawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup.


MITIGASI BENCANA GUNUNG MELETUS

Gunung berapi yang meletus menimbulkan banyak kerugian serta korban jiwa. Oleh karena itu perlu dilakukan mitigasi bencana. Mitigasi bencana gunung meletus adalah Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi. Tindakan mitigasi yang perlu dilakukan :
 1.Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
 2.Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.
3.Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
4.Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainya.
5.Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.

 
Persiapan Menghadapi Gunung Meletus
Berikut ini langkah yang dapat dilakukan sebelum terjadinya gunung meletus.
1. Kenali dan catat tanda-tanda alam yang biasanya akan muncul sebelumgunung api akan meletus atau akan mengeluarkan sesuatu. Untuk itu perhatikan, dengarkan dan rasakan adakah sesuatu yang berbeda di sekitar kita bila dibandingkan dengan keadaan biasanya, misal
a) Hewan-hewan liar yang berlarian turun atau bersuara keras dan nampak gelisah. Atau hewan-hewan peliharaan kita apa menunjukkan gejala yang sama (seperti: burung dalam sangkar terbang gelisah, nabrak-nabrak sarang). Ini terjadi karena gelombang gempa vulkanik primer/longitudinal mampu menembus udara sehingga membuat hewan-hewan melakukan hal-hal yang tidak biasa. Hal ini juga disebabkan karena gelombang atau radiasi elektromagnetik magma yang mendekati permukaan bumi
b)   Ada suara keras yang tidak pernah didengar sebelumnya, misal suara gemuruh akibat kubah lava yang runtuh atau akibat longsor, ada kebakaran hutan, ada pohon yang tumbang akibat longsor, dll.
c)  Ada bau yang aneh yang tidak biasanya misal bau belerang, bau basub yang menyengat yang diakibatkan aktivitas gungun api.
d)     Suhu di sekitar gunung naik.
e)      Mata air menjadi kering.
            f)   Tumbuhan di sekitar gunung layu
2.Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk     mengungsi.
3. Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
4. Pelajari sejarah letusan gunung api yang pernah terjadi.
5. Catat nomor telepon penting seperti dinas sosial, satuan pelaksana perlindungan  masyarakat (Linmas), Palang Merah Indonesia (PMI), Search and Recue (SAR), media peduli bencana, dll
6. Rencanakan dan beritahukan dengan cermat cara-cara evakuasi untuk keluarga kita sendiri. Pastikan mereka mengetahuinya.
7. Siapkan lampu senter dengan kondisi baterai yang masih baik.
8. Siapkan obat-obatan untuk pertolongan pertama.
9. Siapkan persediaan makanan dan minuman.
10.  Pelajari tentang pertolongan pertama (PPPK)
11. Periksa perlengkapan darurat Anda. Jika ada yang kurang segera ditambahkan dan jika ada yang sudah kedaluwarsa segera diganti.
12. Siapkan masker dan kacamata untuk setiap anggota keluarga.
13. Pelajari sistem peringatan dini di lokasi gunung berapi. Pelajari jalur evakuasi yang diterbitkan pemerintah setempat.
14. Persiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan menjelang gunung meletus seperti gempa, lumpur dan banjir bandang, hujan abu, hujan asam, hingga tsunami jika gunung terletak di tengah laut.
15. Buat rencana evakuasi dan sediakan rencana rute cadangan, jika jalur evakuasi yang dipilih tertutup material vulkanik.
16. Buat rencana untuk berkomunikasi secara darurat, misalnya letusan terjadi saat jam kerja sehingga setiap anggota keluarga terpisah satu dengan yang lain. Minta seorang teman di luar kota untuk menjadi "penghubung keluarga", karena setelah bencana lebih mudah melakukan telepon ke luar kota. Setiap anggota keluarga dapat menghubungi teman tersebut untuk memberi kabar dan lokasi terkini. Ia akan memberi tahu anggota keluarga lainnya yang terpisah.

Ketika Terjadi Letusan Gunung Berapi
1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
2. Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
3. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya.
4. Jangan memakai lensa kontak.
5. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
6. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
7. Tutup rapat jendela, pintu dan lubang angin
8. Masuklah ke kendaraan bermotor atau peralatan mesin lainnya ke dalam garasi dan matikan mesinnya.
9. Masukkan hewan peliharaan dan persediaan makanan di tempat lebih aman
10. Kumpulkan keluarga ambil tas yang sudah disiapkan dan evakuasi segera
11. Dengarkan instruksi ketua kelompok atau instruksi dari pihak yang berwenang setempat atau ikuti rute evakuasi yang sudah dibuat sebelumnya.
12. Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan
13. Masuk ruang lindung darurat
14. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan
15. Melindungi mata dari debu bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata
16. Selalu perhatikan pengumuman di radio dan televisi maupun dari pemerintah setempat mengenai bahaya gunung meletus. Ikuti petunjuk resmi yang dikeluarkan pemerintah setempat.
17. Hindari area sungai, karena berpotensi mengantar banjir lahar.

Jika terjebak di dalam rumah
1. Tutup semua pintu dan jendela
2.  Bawa hewan peliharaan ke dalam rumah
3. Letakkan seluruh mesin ke dalam garasi atau tempat yang tertutup 

Jika terjebak di luar rumah
1. Cari lokasi pengungsian terdekat yang terdapat di dalam gedung.
2. Jika terperangkap di hujan batu, segera meringkuk dan lindungi kepala Anda.
3. Jika berada di tepi sungai, segera berlari ke daerah yang lebih tinggi.

Jika terjebak di hujan abu
1. Kenakan kemeja lengan panjang dan celana panjang.
2. Gunakan kacamata dan masker atau kain basah di wajah Anda untuk membantu bernapas.
3. Matikan mesin kendaraan Anda.

Pasca Gunung Meletus

1.Dengarkan laporan terkini di radio atau televisi.
2.Periksa diri Anda dan keluarga, apakah ada yang terluka dan membutuhkan pertolongan.
3.Bantu mereka yang memiliki kebutuhan khusus seperti orang cacat, bayi, balita maupun kaum lanjut usia.
4.Jika ingin keluar rumah atau gedung pengungsian, gunakan masker. Abu vulkanik dapat mengganggu sistem pernapasan Anda.
5.Jika Anda memiliki penyakit pernapasan, hindari keluar rumah atau gedung yang bisa menyebabkan kontak langsung dengan abu vulkanik.
6.Setelah situasi aman, Anda dapat mulai membersihkan rumah Anda. Bersihkan debu dari atap rumah. Berhati-hatilah karena bisa jadi rumah Anda menjadi mudah roboh karena beban abu vulkanik yang berat di atap rumah.
7.Hati-hati saat berkendara melewati tumpukan abu, karena akan lebih sulit mengendalikan kendaraan Anda.

ADAPTASI BENCANA
Adaptasi bencana adalah upaya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan melakukan perubahan yang mengarah pada peningkatan daya tahan dan daya lenting terhadap perubahan.
Kegiatan Adaptasi Terhadap Bencana Gunung Meletus
1.Tata ruang dan pembangunan baru yang berorientasi pada pertumbuhan dan alasan politik praktis telah mengabaikan kearifan lama ataupun strategi teranyar untuk menghadapi bencana gunung meletus.
2.Membangun rumah yang kuat dan jauh dari aliran sungai lahar dingin
3.Mengembangkan desa siaga untuk menerapkan sistem kewaspadaan dini untuk mengantisipasi terjadinya gunung meletus
4.Menciptakan masyarakat yang peduli dan cinta terhadap alam.


Sumber
LKS Kreatif Geografi SMA/MA Kelas X Semester 2
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_meletus
http://gunawank.wordpress.com/2010/10/30/tips-penyelamatan-diri-saat-terjadi-letusan-gunung-berapi/
http://priatno.blogdetik.com/2014/02/15/cara-menghadapi-hujan-abu-vulkanik/
http://www.muradmaulana.com/2014/02/informasi-gunung-berapi-dan-cara.html
http://kumpulan.info/keluarga/masalah-keluarga/432-gunung-meletus.html
http://herydictus.wordpress.com/mitigasi-bencana-gunung-api/
http://iisvidya9a.blogspot.com/
http://geologirekayasaunhas.blogspot.com/2010/12/mitigasi-bencana-gunung-meletus.html
http://blhd.cianjurkab.go.id/Berita/Mitigasi-dan-Adaptasi-Perubahan-Iklim.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar